Disatu sisi aku bangga dengan mereka semua, disisi lain aku butuh plastik untuk mengeluakan isi dalam mulut ini. Disatu sisi ada yang sibuk menghabiskan duit hanya untuk mencetak wajah monyetnya di selembar kertas yang ujung- ujungnya hanya menambah kotor dan sumpek kota ini, disisi lain ada anak kecil yang gak pernah mandi dengan suara khasnya bernyanyi di terik panas dan dingin malam saat lampu itu merah.
Disatu sisi mereka bilang pendidikan itu penting untuk membangun karakter bangsa yang lebih kokh, disisi lain pendidikan melatih ia untuk menjadi pencopet, menjadi pencopet yang elit dan mewah.
hah .. sepertinya negara kita adalah negara galau,,
(upss gak mau ah sok bicara tentang negara) aku maunya bicara tentang pendidikan, tersenyum saat mereka bertanya "bang, kalo aku bisa sekolah dan jadi sarjana, apa akau bisa punya uang yang banyak, yang bisa melebihi dari pekerjaan aku sekarang (mencopet) ".
"adiik, kamu tau gak orang yang berpendidikan juga banyak kok yang jadi pencopet, cuma bedanya dia mencopet uang yang jauh lebih banyak dari kamu, dan pastinya dia tetap kaya setelah keluar dari bui. Nah sementara kamu ..".
"bang berarti pencopet ada dimana mana.. dan gak cuma kita aja donk".
"bukan,, mereka yang berpendidikan bukan pencopet , namanya koruptor, itulah istilah pencopet yang bersekolah".
"kalo gitu aku mau juga bang sekolah biar bisa jadi koruptor".
Hah,, kembali aku,, tapi bukan tersenyum,, melainkan tertawa lepas
Disatu sisi pemerintah ingin memberantas kemiskinan dan tentunya memberantas pencopet,
disisi lain (ke) aparat dengan seragam lengkap dan tampang khas singa hutannya mengejar -ngejar pedagang asongan yang mulai beranjak bangkit dari dunia copetnya. Disatu sisi pendidikan mengajarkan budi pekerti dan ketauladan beragama, disisi lain mereka yang tau 2x3 dan hafal alfatihah mencuri uang warga miskin dan anak yatim. Disatu sisi dengan kedok menambah wawasan mereka study banding keliling dunia yang nyatanya tak sedikit pun wawasan itu masuk ke otak- otak mereka, tapi disi lain ,,Nenek 65 tahun yang hidup di kandang kambing itu harus makan nasi busuk dari tempat sampah, hanya untuk membuat jantung dia tetap berdetak dan terus mendengarkan teriakan- teriakan pemimpinnya.
Hah,, aku gak tau apa misi presiden kita yang akan datang,
apakah akan membentuk KPK yang baru??. eh KPK aku pun lupa apa kepanjangan dari tiga kata yang menyakitkan itu. yang aku ingat "K" diawal mewakili kata "Komisi". itu barangkali yang menjadi cikal bakal mengapa di negara kita ini setiap kali permasalahan dapat diselesaikan dengan memberikan komisi.
"bang, itu gedung apa"
"oh,, itu gedung DPR, disana tempat berkumpulnya orang- orang berpendidikan, tempat berkumpulnya orang- orang elit yang memiliki wawasan luas. nah,, disana lah tempat para pemimpin kita, para orang yang setiap detik memikirkan rakyatnya, memikirkan nenek usia 65 tahun tadi"
"kalo gitu disitu ada copet gak bang?"
"gak ada"
"kalo koruptor??""
" _ _ _ _"
Sampai dirumah ada yang bertanya
"kamu dari mana?"
"dari luar , jalan sebentar"
"sama siapa?"
"sama anak2 pencopet.."
"hah....."
"biasa aja kali, kamu tiap hari liat di TV Koruptor aja biasa, ini denger copet kagetnya kayak gitu, toh senyumnya koruptor sama pencopet sama kan"
satu (sisi) lain
To be Continued.....
Best regards
Rizky Pradani
adaptasi dari film alangkah lucunya negeri ini
0 komentar:
Posting Komentar